Minggu, 09 Oktober 2011

ADAKAH CINTA UNTUK SI 'KUPU2 MALAM?

Aku terdiam menatap jalanan, sepi.. Biasanya jam segini aku sudah 'kerja'. Tapi berhubung lagi ga enak badan jadi ya aku istirahat dulu.  

Aku,, bukanlah siapa2. Anggap saja aku debu jalanan yangg mencoba untuk bertahan hidup di kerasnya negeri ini.. Ayah & ibuku sudah lama meninggal. Bahkan sejak aku masih orok. 15 tahun aku dirawat dan dibesarkan oleh tetangga ku di kampung dan sekarang disinilah aku, Jakarta.




Dulu aku sempat sekolah, tapi cuma sampai SMP, itupun krna ada dana 'BOS' , dan sekarang, di usia branjak 17 tahun, ak hanyalah sampah di ibukota ini. Dengan pendidikan yang hanya sebatas SMP, tentunya hampir tak ada kerjaan yg bisa kulakukan selain pekerjaan-pekerjaan rendahan dengan gaji kecil. Orangtua tak punya, hidup terlunta-lunta, cinta? Entahlah...

"Woi! Ngelamun aja lo ! Mikirin apa? Duit?", tiba-tiba Ninik si jablay pirang mengagetkan aku, membuyarkan ratapanku..

"ah dasar jablay lo ! ngagetin gue aja !" aku kembali menatap jalanan yg mulai ramai.

"dih, sama-sama jablay juga! Emang lo lagi mikirin apaan sih?" tanya Ninik. Aku terdiam, rasanya aku tak berani menyadari apa yang sejak tadi kupikirkan. Kembali kulemparkan pandangan ke jalanan.

10 meter di hadapanku, kuperhatikan sepasang kekasih yang sedang mengantri beli nasi goreng sambil bercanda ria.. Ya Tuhan, aku iri dengan gadis itu. Andai saja aku yang saat ini ada diposisinya, bersama pria yang mencintainya. Ahhh, Tuhan? apa masih pantas aku menyebut nama Tuhan?

 "Woi !!!!!!", lagi-lagi ninik mengagetkanku "Mikirin apa sih?"

Aku terdiam sejenak, kemudian menanggapi pertanyaan teman seperjuanganku itu dengan ragu-ragu. "Nik, untuk cewek 'kotor' kayak gue, apa mungkin akan menemukan cinta sejati dari seorang pria?", tanyaku pada Ninik.

"Yaelah Mey, yang harus lo pikirin skrg, Gimana CARANYA SUPAYA LO BISA BERTAHAN HIDUP Di Kota sekeras Jakarta!", Ninik terlihat emosi. Aku terenyah, benar kata Ninik, untuk apa aku pusing-pusing mikirin cinta? Tapi, aku juga manusia biasa, aku juga seorang wanita, aku mengharapkan adanya cinta untukku..  

Aku kembali melamun, memperhatikan jalanan yg sudah benar-benar ramai, sementara Ninik terus mengomel ini dan itu. Cinta, sejak 17 tahun hidup, baru sekali aku mendengar ucapan cinta dari seorang pria, itu pun 6 tahun yang lalu saat aku msih kelas 1 SMP. 

Pria itu bernama Karyo, dan aku sama sekali tak menyukainya. Pria berkacamata, berkulit hitam legam dengan gigi yang sedikit maju, ah !!! Tak mungkin aku bisa mencintainya. Entahlah ! Namun jika mengingat Karyo, rasanya aku ingin kembali ke masa-masa SMP dulu, rasanya ingin ku terima cintanya.  

Hatiku gundah, selalu aku mengharapkan cinta yg entahlah akan hadir atau tidak dalam hidupku yang kelam ini.

"Ya Tuhan, pertemukanlah aku dengan seseorang yang mungkin akan mencintai aku", doaku dalam hati. Lagi-lagi aku menyebut nama TUHAN! ahh,,, aku benar-benar merasa tak pantas!  

"Heh !!! Lo ngelamun mulu!", untuk kesekian kali Ninik kembali mengagetkan aku. "Pergi beli makanan sono !" dia menyodorkan selembaran uang Rp.20rb. Akupun bangkit lalu menyebrang jalan, di seberang sana ada sebuah warung nasi padang. Kusadari perutku lapar.

Kuibeli lauk kesukaanku, rendang! Lebih tepatnya bumbu rendang, karena memang tak cukup uangnya jika dagingnya ngikut. Selesai itu, akupun keluar dari warung tersebut. Lalu.. "Memey?".. seseorang memanggilku, seorang pria ! aku pun berpaling padanya.

"Karyo?" oh tidak,, Karyo? tidak salah lagi! Aku hafal betul bentuk kacamatanya yg mirip kacamata harry potter. Ku perhatikan tubuhnya yg berbalut kemeja hitam, legam seperti kulitnya. ah ! "Lo beneran Karyo??"

Pria itu membenarkan letak kacamatanya, lalu menjawab "Alhamdulillah ya kamu msih ingt aku...", katanya sambil tersenyum melihatku.

Aku masih kaget! Bagaimana bisa kebetulan sekali aku bertemu dengan karyo disini, setelah tadi aku memikirkanya,, ahh. apa mungkin Tuhan mengabulkan doaku tadi? Dia mempertemukan aku dengan orang yang mungkin mencintai aku, dan orang itu adalah Karyo?

"Mey! kok bengong?", Karyo mengagetkanku.. Akupun tersontak. Kurasakan keringat dingin mengalir di pundakku. Tanpa komentar apapun, aku beranjak menjauhi Karyo, aku tak ingin menduga-duga bahwa dia masih mencintai aku.

"Mey! kok kabur sih?! tunggu!", kudengar Karyo memanggil-manggil namaku sambil mengejarku di belakang .

Tak kuhiraukan teriakkan Karyo. Dan mendadak kepalaku pusing karena berlari dalam keadaan panik. Lalu akupun menyebrangi jalan seperti tadi, namun, kepalaku semakin pusing hingga aku tak kuat melangkah lagi. "Memeyyy!!" ku dengar teriakkan karyo yang semakin menjauh. 

"Tiiiiiiiiiiinnnnnnnt" (suara klakson mobil), terdengar dengan jelas, aku akan ditabrak! Namun ak tak bisa mengelak! kepalaku pusing dan langkahku berat!

"Memey!" teriakkan karyo, semakin jauh, "GUBRAKK!!Tiinnn!Dyar! gedebuk!", Ahh ! kurasakan tubuhku terhempas, dan kepalaku terbentur.

~

Benar-benar ramai. Suara teriakkan terdengar dimana-mana, dentingan klakson kendaraan bernyanyi riuh. Aku berusaha untuk bangkit. Aku berdiri tegak, kuperhatikan orang-orang berlarian terlihat panik. Dan kepalaku sudah tak pusing lagi, aku tersenyum lega..

Dengan reflek pandanganku teralih ketengah jalan. Kulihat orang-orang berkumpul disana. Kuhampiri mereka. Kutanyai "ada apa?" namun tak ada yang menjawab seolah mereka tak mendengar pertanyaanku.


Akupun menyelinap masuk ke tengah kerumunan orang-orang itu. 
Oh tidak! Karyo! Tubuhnya bersimbah darah, apa yang sudah terjadi? Tak sanggup lagi kulihat jasad Karyo yang sudah tak bergerak. Akupun berlari , keluar dari kerumunan, kenapa harus Karyo? Karyo yang mencintai aku!


Aku terisak, benar-benar menyesali semua ini, "pasti tadi Karyo yang menyelamatkan aku! Hingga dia mati tertabrak mobil yang seharusnya tadi menabrakku".

Tapi, tiba-tiba aku tersadar, semua ini terasa aneh! Kuhentikan tangisku. Jelas-jelas tadi aku merasakan kepalaku terbentur keras. 

"Oh tidak!", tepat di dekat tiang listrik kulihat Ninik tengah memeluk tubuh seorang gadis, dan gadis itu... "aku, sudah mati?"


Ya, aku mati disaat aku bertemu dengan orang mungkin mencintai aku.

Ah, benarkah "SEORANG KUPU-KUPU MALAM tak berhak mendapatkan CINTA SEJATI?"

~the end~




(Tangerang, 02 Oktober 2011) 


*Baca juga yah cerpen lainnya klik disini

4 komentar:

  1. Siti Aisyah Arrahmi30 Mei 2012 pukul 08.52

    kerenn :D

    BalasHapus
  2. Sulastri Dikromo Virgyan21 Juli 2012 pukul 21.20

    bener2 mengharukan...ƪ(‾̣̣̣﹏‾̣̣̣̣̣̣“)ʃ (ʃ˘̩̩̩_˘̩̩̩ƪ)...

    BalasHapus

thanks for read and please leave a comment :)

FOLLOWERS